PT. Equityworld Futures Manado - Bursa Efek Indonesia (BEI) memantau dengan ketat pergerakan saham PT Transcoal Pacific Tbk. (TCPI) dan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA). Langkah tersebut dilakukan untuk melindungi para investor, khususnya pemegang saham kedua emiten tersebut.
Mengutip keterbukan informasi BEI, kedua saham tersebut ada indikasi pola transaksi yang tidak wajar atau di luar kebiasaan (Unusual Market Activity).
"Pengumuman Unusual Market Activity (UMA) tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," tulis manajemen BEI, Kamis (21/12).
Seperti diketahui, informasi terakhir mengenai emiten TCPI adalah informasi tanggal 12 Desember 2023 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) tentang laporan hasil public expose - tahunan.
Sebelumnya Bursa telah mengumumkan UMA (Unusual Market Activity) pada tanggal 25 Agustus 2023 atas perdagangan saham TCPI.
Baca Juga : Ekonomi Amerika Bikin Was-Was, Pemilik Emas Jadi Cemas
"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham TCPI tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," sebutnya.
Sementara, terkait saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) telah terjadi peningkatan harga saham di luar kebiasaan. Informasi terakhir mengenai IRRA adalah informasi tanggal 19 Desember 2023 yang dipublikasikan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) tentang laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
"Sehubungan dengan terjadinya UMA atas saham IRRA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," ungkapnya.
Dengan demikian para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa, mencermati kinerja emiten dan keterbukaan informasinya, mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS, serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
Sebagai informasi, dalam sebulan terakhir saham IRRA meroket 83,54% sementara selama sepekan terakhir naik 61,11%. Peningkatan saham IRRA seiring dengan wabah Covid-19 yang kembali meningkat di sejumlah negara di ASEAN, termasuk Indonesia, dengan rata-rata kasus harian bertambah 35-40 kasus.
Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia sejak bulan November 2023, mendorong kenaikan harga saham di sektor kesehatan termasuk dalam segmen rumah sakit dan alat kesehatan.
cnbcindonesia.com/market
Tidak ada komentar:
Posting Komentar