PT. Equityworld Futures Manado - Emiten Energi Baru dan Terbarukan (EBT) milik konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali mencetak rekor terbarunya pada perdagangan Kamis (7/12/2023) kemarin, baik dari harganya maupun kapitalisasi pasarnya.
Saham BREN melejit 7,64% ke posisi harga Rp 7.750/unit pada perdagangan kemarin. Bahkan, BREN juga kembali mencetak all time high (ATH) atau harga tertinggi sepanjang masanya di harga tersebut.
Tak hanya itu saja, kapitalisasi pasar BREN juga makin meningkat, di mana hingga perdagangan kemarin, kapitalisasi pasarnya sudah mencapai Rp 1.036,84 triliun. Tinggal sedikit lagi BREN menyusul kapitalisasi pasar perbankan paling jumbo di Indonesia yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sebesar Rp 1.087,9 triliun.
Selain menyentuh ATH dan makin membesarnya kapitalisasi pasar BREN, kenaikan harganya sejak IPO semakin membesar. Dari harga IPO-nya di Rp 780/saham, saham BREN diketahui sudah meroket hingga 893,59% menjadi Rp 7.750 per saham.
Melantai sejak 9 Oktober lalu, saham emiten taipan Prajogo ini dapat dikatakan menjadi salah satu saham IPO dengan kinerja paling tinggi di 2023.
Saham BREN sempat melesat sembilan hari berturut-turut di zona hijau pada awal perdagangan sejak debut perdananya dan sempat menyentuh auto reject atas (ARA) 5 hari beruntun.
Dari kinerja keuangannya, BREN berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$29,24 juta atau setara dengan Rp445,78 miliar (asumsi kurs Rp15.243/US$) per kuartal I 2023.
Baca juga : Harga Emas Terus Naik, Bisa Terbang Lagi Karena Pemilu AS
Angka ini tumbuh 30,97% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi US$22,33 juta (Rp340,38 miliar) pada periode yang sama 2022.Ini seiringtop lineperusahaan yang positif dengan pendapatan naik 10,05% yoy menjadi US$147,08 juta pada 3 bulan pertama 2023.
BREN memang salah satu pemain utama dalam pengembangan panas bumi di Indonesia, sebuah sektor yang menjadi fokus dalam rencana energi terbarukan pemerintah.
Dengan potensi sumber daya panas bumi yang melimpah di Indonesia, BREN berada dalam posisi yang kuat untuk mendukung pertumbuhan energi terbarukan dalam bauran energi negara ini.
Kinerja keuangan yang positif dan pertumbuhan kapasitas yang pesat menjadikan BREN sebagai perusahaan yang menarik bagi para investor.
Apalagi, prospek energi baru dan terbarukan (EBT) yang masih menarik menjadi alasan saham BREN masih diburu oleh investor, meski secara valuasi saham BREN sudah tergolong premium atau sangat mahal.
Apakah Saham BREN Sudah Terlalu Mahal?
Dengan terus melesatnya saham BREN dalam beberapa hari terakhir, tentunya hal ini cenderung terpengaruh ke valuasi BREN. Kini, valuasi BREN bisa dikatakan sudah sangat premium atau super mahal.
Dari price-to-earnings ratio (PER) BREN saat ini mencapai sekitar 594,24 kali. Artinya, saham BREN sudah super mahal, karena sudah berada jauh di atas PER rata-rata industri yang mencapai 119,36 kali.
Sedangkan dari price-to-book value(PBV) BREN yang menyentuh angka ekstrem 261,34 kali, juga menunjukkan valuasi pasar emiten ini sudah kadung menyentuh 'atap langit'. Adapun PBV rata-rata industri mencapai 48,34 kali.
Meski begitu, kesuksesan BREN di November lalu terjadi karena Prospek energi baru dan terbarukan (EBT) yang masih menarik, menjadikan alasan investor terus memburu BREN meski valuasinya sudah sangat premium.
Prospek EBT sendiri sejatinya cenderung positif karena pemerintah saat ini berupaya untuk mengurangi ketergantungan akan energi fosil dan upaya untuk mengurangi perubahan iklim yang sudah ekstrim.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar