Rabu, 13 Desember 2023

Breaking: Gara-Gara Ini, IHSG Langsung Tancap Gas 1,07%

 Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

PT. Equityworld Futures Manado - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah dan melesat pada awal perdagangan sesi I Kamis (14/12/2023), di mana investor cenderung menyambut baik dari langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kembali menahan suku bunga acuannya dan berencana akan memangkas suku bunga pada tahun depan.

Selang satu menit setelah dibuka, IHSG langsung melesat 1,07% ke posisi 7.156,25. IHSG kembali menyentuh leve psikologis 7.100.

IHSG yang bergairah terjadi di tengah kabar positif dari bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang kembali menahan suku bunga acuan sebagai hasil pengumuman rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir tahun ini.

Pengambilan kebijakan tersebut juga sudah sesuai dengan proyeksi pasar dan mengkonfirmasi perhitungan CME FedWatch Tool yang sebelumnya memproyeksi the Fed mempertahankan suku bunga pekan ini mencapai lebih dari 98%.

Kebijakan The Fed tersebut tentu bukanlah tanpa sebab, sebelumnya rilis inflasi negeri Paman Sam untuk periode November 2023 diketahui mengeluarkan hasil pertumbuhan yang sesuai ekspektasi pasar.

Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) naik 3,1% pada bulan lalu secara tahunan (year-on-year/yoy), sejalan dengan ekspektasi para ekonom. Sementara, secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi hanya naik tipis 0,1%.

Baca Juga : Breaking News! Efek The Fed, Emas Melonjak Hampir 3%

Selain itu, datang dari AS ada Laporan Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan indeks harga produsen (producer price index/PPI) untuk permintaan akhir naik 0,9% (yoy) pada bulan lalu, sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 1%, melansir dari Reuters.

Sementara itu, dalam basis bulanan, harga produsen tidak berubah, dibandingkan perkiraan kenaikan 0,1%.

Berbagai laporan baru-baru ini, termasuk data inflasi konsumen (CPI) pada Selasa lalu, telah memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga telah mencapai puncaknya membuat para pelaku usaha dan pemangku kepentingan terkait memperkirakan akan ada pivot suku bunga pada tahun depan.

Para pelaku pasar sekarang juga melihat kemungkinan pelonggaran moneter tahun depan, memperkirakan peluang hampir 7,8 % penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bp) pada Mei 2024, menurut alat pengukur CME FedWatch

Ketua The Fed, Jerome Powell bahkan berpidato cenderung lebih lunak pada pertemuan kali ini, dibandingkan pada pertemuan November lalu di mana dia menegaskan masih terlalu prematur memikirkan pemangkasan suku bunga.

"Itu (pemangkasan) mulai ada dalam pandangan kami dan menjadi topik diskusi kami," ucap Powell, dikutip dariReuters.

Powell juga mengatakan jika ekonomi sudah berjalan normal dan The Fed tidak perlu lagi mengetatkan kebijakan suku bunga.Dokumen "dot plot" The Fed menunjukkan jika anggota bank sentral mulai mengindikasikan adanya pemangkasan suku bunga.

Sebanyak 17 anggota memperkirakan pemangkasan suku bunga tahun depan sementara hanya dua yang memperkirakan tidak ada penurunan suku bunga.
Tidak ada anggota FOMC yang memperkirakan suku bunga akan naik tahun depan.

Keputusan The Fed menahan suku bunga, bahkan mengindikasikan akan memangkas di tahun depan memang menjadi kabar yang paling ditunggu bukan hanya oleh pelaku pasar Indonesia tetapi juga dunia. Dengan status sebagai ekonomi terbesar di dunia maka apapun keputusan The Fed akan berdampak besar terhadap ekonomi global.

Keputusan The Fed tersebut bisa menjadi kabar baik bagi IHSG yang potensi kembali hijau, rupiah menguat, hingga Surat Berharga Negara (SBN) bakal dilirik asing lagi. Pasalnya, dana asing diperkirakan akan mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia.

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar