PT. Equityworld Futures Manado - Bursa Asia-Pasifik dibuka cenderung beragam pada perdagangan Senin (4/3/2024), di mana investor akan mengamati pertemuan "Dua Sesi" di China hari ini.
Per pukul 08:10 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang menanjak 0,85% dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,06%. Sedangkan Straits Times Singapura melemah 0,24% dan ASX 200 Australia turun tipis 0,01%.
Pertemuan "Dua Sesi" di China hari ini mengacu pada pertemuan tahunan legislatif China, Kongres Rakyat Nasional, dan badan penasihat politik utama negara tersebut, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok.
Pada pertemuan tersebut, Perdana Menteri China, Li Qiang diperkirakan akan menyampaikan laporan kerja pemerintah, yang merinci tujuan ekonomi dan kebijakan untuk negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, termasuk target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah cerahnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,23%, S&P 500 melesat 0,8%, dan Nasdaq Composite melonjak 1,14%.
Baca Juga : Usai Pecahkan Rekor, Harga Emas Masih Melesat Hari Ini
Wall Street kembali menguat karena investor masih menimbang rilis data inflasi belanja personal (personal consumption expenditure/PCE) AS yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS melaporkan inflasi PCE pada Januari lalu naik tercatat 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Angka bulanan lebih tinggi dari periode Desember 2023 yang tumbuh 0,1%, namun secara tahunan lebih rendah dari Desember 2023 yang tumbuh 2,6%.
Angka ini juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, yang memperkirakan inflasi PCE tumbuh 0,3% (mtm) dan 2,4% (yoy).
Tak hanya itu saja, data klaim pengangguran mingguan terbaru juga cenderung positif.
Laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja pada hari ini menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran negara naik 13.000 menjadi 215.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 24 Februari. Para ekonom memperkirakan 210.000 klaim untuk minggu terakhir.
Dengan dua data tersebut yang tumbuh cenderung wajar membuat pasar sempat bergembira kemarin, sebelum akhirnya mulai merealisasikan keuntungannya pada hari ini.
Di lain sisi, data aktivitas manufaktur AS terbaru yang dirilis pada hari ini cenderung mengecewakan, membuat pasar kembali skeptis meski tidak terlalu besar.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur AS pada Februari lalu turun menjadi 47,8, dari sebelumnya di angka 49,1 pada Januari lalu.
Ini adalah bulan ke-16 berturut-turut dimana PMI tetap berada di bawah 50, yang mengindikasikan adanya kontraksi di sektor manufaktur.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar