PT. Equityworld Futures Manado - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali melemah pada perdagangan sesi I Jumat (23/2/2024), meski pergerakan bursa saham global cenderung positif
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG merosot 0,88% ke posisi 7.275,24. Setelah beberapa hari bertahan di level psikologis 7.300, IHSG kembali terkoreksi ke 7.200 pada hari ini.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 4,4 triliun dengan melibatkan 9 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 690.209 kali.
Secara sektoral, sektor keuangan menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,16%.
Beberapa saham turut memperberat (laggard) IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Rakyat Indonesia (Persero) | BBRI | -20,37 | 6.075 | -2,80% |
Bank Mandiri (Persero) | BMRI | -9,10 | 7.000 | -1,41% |
Astra International | ASII | -6,73 | 5.125 | -2,84% |
Chandra Asri Pacific | TPIA | -5,39 | 4.460 | -3,67% |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | -3,71 | 2.670 | -2,91% |
Bank Negara Indonesia (Persero) | BBNI | -2,72 | 5.875 | -1,26% |
Barito Renewables Energy | BREN | -1,94 | 5.525 | -0,90% |
Telkom Indonesia (Persero) | TLKM | -1,17 | 4.080 | -0,24% |
Sumber: Refinitiv
Saham perbankan raksasa kedua di Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 20 indeks poin.
IHSG terpantau melemah meski bursa saham global cenderung bergairah pada hari ini dan kemarin. Di bursa Asia-Pasifik, indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,05%, Shanghai Composite China menguat 0,49%, ASX 200 Australia bertambah 0,43%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,13%. Sedangkan Straits Times Singapura menemani IHSG, yakni juga ambles 1,11%.
Baca juga : Harga Emas Akhirnya Jatuh Juga Setelah Terbang 6 Hari Beruntun
Sedangkan kemarin, bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street juga berakhir cerah bergairah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melesat 1,18%, S&P 500 melejit 2,11%, dan Nasdaq Composite terbang 2,96%.
IHSG yang kembali melemah sepertinya diakibatkan oleh aksi ambil untung atau profit taking, di mana pada pekan lalu, tepatnya sehari setelah Pemilu 2024, kenaikan IHSG cukup signifikan, sehingga menggundang aksi profit taking investor.
Di lain sisi, IHSG melemah meski data dari dalam negeri cenderung positif. Kemarin, Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi berjalan yang defisit serta Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mengalami surplus.
Transaksi berjalan Indonesia tercatat mengalami defisit sebesar US$1,3 miliar (0,38% dari Produk Domestik Bruto/PDB) pada kuartal IV-2023, meningkat dibandingkan dengan defisit US$ 1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada kuartal III-2023.
Transaksi berjalan Indonesia jika dilihat secara setahun penuh, maka 2023 mengalami defisit US$1,6 miliar (0,1% dari PDB). Ini adalah kali pertama transaksi berjalan mengalami defisit sejak 2020 atau dalam tiga tahun terakhir. Kondisi ini juga berbanding terbalik jika dibandingkan akhir 2022, ketika transaksi berjalan RI mencatat surplus US$13,2 miliar.
Data transaksi berjalan yang defisit ini pada dasarnya cukup memberatkan mata uang Garuda karena perspektif investor asing akan menjadi kurang baik.
Kendati demikian, data NPI tercatat mengalami surplus US$8,6 miliar pada kuartal IV-2023 dan surplus sebesar US$6,3 miliar sepanjang 2023. Bila dirupiahkan dengan kurs per Kamis (22/2/2024) yakni Rp15.585/US$1 maka angkanya mencapai Rp134,03 triliun untuk kuartal IV dan Rp98,19 triliun.
Surplus NPI ini ditopang oleh kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial, terutama karena asing sudah mulai masuk kembali ke investasi portofolio.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar