Senin, 26 Februari 2024

Laba BTPN Anjlok 23,81% Jadi Rp 2,35 Triliun di 2023

 Aktifitas suasana pegawai Bank BTPN di kantor pusat Menara BTPN,  Jakarta, Rabu (31/1/2018). PT Bank Tabungan Pensiun Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) akan segera merger. Dampak dari merger ini tidak akan merubah komposisi pemegang saham.

PT. Equityworld Futures Manado - PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp2,35 triliun sepanjang tahun 2023. Jumlah itu merosot 23,81% secara tahunan (yoy) dari perolehan sebelumnya sebesar Rp3,09 triliun.

Padahal BTPN mencatatkan peningkatan pada kinerja top line. Mengutip laporan keuangannya, pendapatan bunga tercatat besar Rp18,82 triliun, naik 18,31% yoy pada periode akhir Desember 2023.

Beban bunga ikut membengkak 60,43% dari Rp4,22 triliun menjadi Rp6,77 triliun pada akhir tahun lalu. Lantas, bank milik raksasa bank Jepang SMBC itu meraup pendapatan bunga bersih sebesar Rp12,04 triliun, naik 3,15% yoy dari Rp11,68 triliun pada tahun 2022.

BTPN mencatatkan komisi provisi/fee/administrasi sebesar Rp823,45 miliar, naik 2,55% yoy sepanjang tahun lalu. Di samping itu, bank juga mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment sebesar Rp3,01 triliun, membengkak 16,17% yoy dari Rp2,59 triliun.

Meskipun begitu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) pun naik jadi 4,07% pada tahun 2023, dari yang sebelumnya 3,99%.

Baca Juga : Harga Emas Nggak Kemana-Mana, Tunggu Kabar Penting dari AS

Sementara itu, rasio efisiensi BTPN menurun akibat membengkaknya beban operasional. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) melambung jadi 83,83% dari sebelumnya 80,02% pada tahun 2022.

Pada fungsi intermediasi, bank grup SMBC itu telah menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp156,56 triliun, naik 7,04% yoy sepanjang 2023. Kualitas kredit pun meningkat dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross berada di posisi 1,23%, turun dari 1,32%. Demikian juga dengan NPL net tercatat di posisi 0,41%, turun dari 0,45%.

Pada pendanaan, BTPN telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp108,19 triliun, menyusut 5,8% yoy pada tahun 2023. Namun begitu, dana murah atau current account saving account (CASA) naik 10,02% yoy menjadi Rp44,18 triliun.

Lantas, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) tercatat membengkak menjadi 148,86%, dari setahun sebelumnya 130,29% pada tahun 2022. Sehingga likuiditas terbilang BTPN sudah amat rendah.

Aset BTPN pun menyusut 3,69% you menjadi Rp201,44 triliun pada tahun 2023.

 

cnbcindonesia.com/market

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar