Kamis, 22 Februari 2024

IHSG Galau Parah, 8 Saham Big Cap Ini Biang Keroknya

 Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

PT. Equityworld Futures Manado - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah tipis pada penutupan perdagangan sesi I Kamis (22/2/2024), di mana pergerakan IHSG hari ini cenderung volatil.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG turun tipis 0,02% ke posisi 7.347,789. Sebelum terkoreksi tipis, IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sementaranya atau rekor tertinggi intraday-nya di 7.365,76 sekitar pukul 11:00 WIB atau satu jam sebelum penutupan sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 4,2 triliun dengan melibatkan 9 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 734.657 kali.

Beberapa saham turut memperberat (laggard) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG.

Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Telkom Indonesia (Persero) TLKM -9,35 4.100 -1,91%
Bank Mandiri (Persero) BMRI -9,12 7.150 -1,38%
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI -5,81 6.250 -0,79%
Bank Central Asia BBCA -3,41 9.925 -0,50%
Bayan Resources BYAN -3,20 19.400 -1,02%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO -2,07 79 -1,25%
Sumber Alfaria Trijaya AMRT -1,86 2.730 -1,44%
Semen Indonesia SMGR -1,02 6.100 -2,00%

Sumber: Refinitiv

Saham telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menjadi pemberat terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 9,3 indeks poin.

IHSG bergerak cenderung volatil pada hari ini, di mana sebelum menguat, IHSG sempat menyentuh zona merah meski tipis-tipis. Investor sepertinya masih cenderung wait and see setelah mencerna risalah rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga : Lagi-Lagi! Harga Emas Ditolong Oleh Perang

Dalam risalah pertemuan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC Minutes) yang dirilis dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed mengindikasikan tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunga dan menyatakan optimisme dan kehati-hatian terhadap inflasi.

Keputusan pemangkasan suku bunga akan diambil jika pejabat The Fed memiliki keyakinan yang besar bahwa inflasi terus melandai.

"Sebagian besar partisipan menekankan risiko jika melonggarkan stance kebijakan lebih cepat dan menekankan penting untuk menilai data-data mendatang dengan hati-hati untuk memastikan apakah inflasi memang akan berlanjut turun ke 2%," tulis FOMC, dikutip dariCNBC International.

Para pejabat The Fed juga mencatat bahwa mereka ingin melihat lebih banyak hal sebelum mulai melonggarkan kebijakan, sambil mengatakan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan besar akan berakhir.

Di lain sisi, IHSG berhasil menguat di tengah perilisan data ekonomi yang dirilis pada hari ini yakni data ransaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

BI mencatat bahwa defisit transaksi berjalan sebesar US$ 1,6 miliar (0,1% dari PDB) pada keseluruhan 2023. Posisi ini berbalik jika dibandingkan akhir 2022, ketika RI mencatat surplus US$ 13,2 miliar.

Sementara itu, transaksi berjalan mencatat defisit US$ 1,3 miliar (0,4% dari PDB) pada akhir kuartal IV-2024, sedikit meningkat dibandingkan dengan defisit US$ 1,0 miliar (0,3% dari PDB) pada triwulan sebelumnya.

Kendati defisit, BI melaporkan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2023 mengalami surplus US$ 8,6 miliar.

Dia mengatakan surplus ini meningkat signifikan dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya yang mencatat defisit US$ 1,5 miliar.

"Surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang tetap rendah," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono.

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar