PT. Equityworld Futures Manado - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan bahwa ketidakpastian perekonomian global masih akan berlanjut hingga tahun 2024 mendatang. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, terdapat ancaman baru yang dapat mempengaruhi perekonomian di negara-negara belahan dunia.
Mahendra menyebut, ancaman tersebut diantaranya potensi geopolitik yang makin meningkat, era suku bunga tinggi dan penyesuaian di bank sentral masing-masing negara di dunia sehingga menimbulkan turbulensi di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Ke depan harus mewaspadai munculnya Turbulensi yang dapat membawa krisis. Meski kondisi global tidak pasti pemerintah Indonesia optimis pada 2023 pertumbuhan ekonomi 5,2% dengan inflasi dan rupiah masing-masing 2,8% dan 15 ribu," ujarnya di gedung DPR Komisi XI, Senin (20/11).
Baca Juga : Harga Emas Pekan Ini: Mungkinkah Naik ke US$ 2.000?
Mahendra mengungkapkan, guncangan perekonomian global masih akan terus melanda pasca pandemi Covid-19. Sehingga, pada 2024 mendatang perekonomian dunia diperkirakan akan melambat dan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Hal itu diperkuat dari perkiraan IMF yang memperkirakan perekonomian dunia akan tumbuh hanya 2,9%.
Meskipun demikian, kata Mahendra, perekonomian Indonesia dapat tetap tangguh dan bertahan tumbuh di level 5% pada tahun 2024 mendatang.
"Organisasi internasional memprediksi perekonomian Indonesia di kisaran 5% dibandingkan revisi ke bawah negara-negara lain. Indonesia di 2024 diperkirakan revisi ke atas sedikit menjadi 5%," sebutnya.
Namun, Mahendra menambahkan, komoditas Indonesia terpantau menurun sehingga menyebabkan surplus neraca perdagangan defisit dan selanjutnya kan menekan nilai tukar Rupiah dan penurunan cadangan devisa.
"OJK berupaya terus menjaga stabilitas sistem keuangan dan sektor jasa keuangan tetap optimal," pungkasnya.
cnbcindonesia.com/market
Tidak ada komentar:
Posting Komentar