Kamis, 09 November 2023

Saham Batu Bara Tak Lagi Membara, Saatnya Serok!

 Batu bara

PT. Equityworld Futures Manado - Saham emiten batu bara babak belur pada Rabu (8/11/2023), masih belum menemukan momentum positif lagi akhir-akhir ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), misalnya ambles 5,24% secara harian ke posisi Rp1.175/saham, melanjutkan penurunan 2,36% pada Selasa (7/11).

Saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) juga jeblok hingga minus 6,20% secara harian Rp242/saham. Pada Selasa, saham ARII terjun 11,64%.

Kemudian, saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) ambles 3,10% dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melemah 2,47%.

Saham batu bara masih loyo di tengah harga batu bara mulai menggeliat setelah ambruk. Kenaikan harga ditopang oleh mulai meningkatnya permintaan dari Asia.

Merujuk pada Refinitiv,harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup di posisi US$ 123,25per ton atau menanjak 0,82% pada perdagangan Selasa (7/11/2023).

Penguatan ini menjadi kabar baik setelah harga batu bara ambruk dan menyentuh level terendah dalam 28 bulan atau sejak 16 Juni 2021 pada Senin (6/11/2023) di posisi US$ 122,25 per ton.

Permintaan batu bara dari Asia mulai naik sebagai persiapan musim dingin.Dilansir dari Reuters dengan mengutip data Kpler, impor batu bara melalui jalur laut mencapai 75,77 juta ton pada Oktober 2023, naik 8% dari 70,29 juta ton pada September. Jumlah tersebut juga melonjak dibandingkan pada Oktober 2022 yang tercatat 69,63 juta ton.

Baca Juga : Emas Ditolong Perang, Harganya Gak Anjlok Meski Fed Galak

China adalah importir terbesar dengan impor menembus 24,84 juta ton pada Oktober, naik dari September 2023 yang tercatat 23,59 juta ton.Total impor batu bara pada 10 bulan pertama tahun ini mencapai 383,64 juta ton, naik 66,8% dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Su Haipeng, seorang analis CCTD, mengatakan impor batu bara importir batu bara terbesar dunia ini bisa mencapai rekor 460 juta ton untuk setahun penuh.

Di sisi lain, beberapa wilayah di Tiongkok mungkin akan mengalami kekurangan listrik pada musim dingin ini.Hal ini dapat mendukung sedikit permintaan batu bara pada musim dingin ini.

Impor batu bara thermal India tercatat 19,09 juta ton, naik dari September yang tercatat 13,75 juta ton. Permintaan dari Eropa naik tipis menjadi 3,96 juta ton pada Oktober, naik dari September yang tercatat 3,92 juta ton.

Kabar positif lainnya juga dilaporkan dari India. Indeks Batu Bara Nasional (NCI) naik 3,83 poin menjadi 143,91 pada September. Ini adalah kali pertama indeks menguat sejak April 2023.
NCI merupakan indeks yang menghitung harga batu bara dari semua saluran penjualan, termasuk lelang dan impor.Indeks bertujuan menentukan harga batu bara serta share ke penerimaan negara.

Pemerintah India menjelaskan kenaikan indeks menunjukkan adanya kenaikan permintaan batu bara menjelang musim festival Dilwali di India serta persiapan musim dingin.

Harga batu bara yang masih belum kembali uptrend membuat saham batu bara masih belum kembali bertenaga.

Investor saham batu bara tampaknya masih harus bersabar untuk menunggu momentum baru, ciri khas saham cyclical. Sebenarnya, hal tersebut wajar karena saham batu bara berpesta pora selama 2022 di tengah boom komoditas kala itu.

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar