Kamis, 30 November 2023

BRI Optimis Tutup Tahun 2023 dengan Kinerja Kian Kinclong

PT. Equityworld Futures ManadoPT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) optimis menghadapi sisa akhir tahun 2023 dan mencatatkan kinerja keuangan cemerlang dengan mencapai target yang telah ditetapkan. Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan transformasi yang dijalankan BRI sejak 2016 terbukti menghasilkan kinerja impresif baik dari sisi Profitabilitas maupun Balance Sheet.

Optimisme BRI tersebut tak terlepas dari keberhasilan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III-2023, di mana aset BRI secara konsolidasian berhasil tumbuh 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp 1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp 44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoy.

Dari sisi fungsi intermediasi, Sunarso mengungkapkan bahwa perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 10-12% year on year di tahun 2023.

"Realisasinya, hingga akhir September 2023 penyaluran kredit BRI Group mampu tumbuh 12,53% yoy menjadi Rp1.250,72 triliun dan seluruh segmen kredit tercatat tumbuh positif. Pencapaian tersebut berada diatas target yang ditetapkan dan kami proyeksikan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2023," jelas Sunarso dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (30/11/2023).

"Khusus penyaluran kredit UMKM BRI juga tercatat tumbuh 11,01% dari semula Rp 935,86 triliun di akhir kuartal III 2022 menjadi Rp 1.038,90 triliun di akhir kuartal III 2023. Dengan demikian porsi kredit UMKM BRI mencapai 83,06% dibandingkan dengan total kredit BRI," tambahnya.

Baca Juga : Harga Emas Tetap Trengginas Meski Investor Harap-Harap Cemas

Keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit tersebut juga diimbangi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut digambarkan dari kualitas kredit atau Non Performing Loan (NPL) BRI yang tercatat sebesar 3,07% atau lebih baik apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu sebesar 3,09%. Di samping itu, sebagai bagian dari soft landing strategy, BRI juga tetap menyediakan pencadangan yang memadai dengan NPL Coverage sebesar 228,65%.

"Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BRI mencatatkan total DPK sebesar Rp 1.290,29 triliun atau tumbuh 13,21% yoy. Penopang utama DPK BRI masih bersumber dari dana murah (CASA) dengan porsi mencapai 63,64% atau sebesar Rp 821,14 triliun.

Strategi BRI yang fokus dalam meningkatkan porsi dana murah dan digitalisasi pada operasional bisnisnya berdampak kepada semakin baiknya rasio efisiensi perseroan. Hal tersebut tercermin dari rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan CIR (Cost to Income Ratio) yang secara konsisten semakin membaik.

"Rasio BOPO membaik dari semula 68,36% menjadi 68,07% dan CIR membaik dari semula 42,55% menjadi 41,28%," ungkap Sunarso.

Kemampuan BRI untuk tumbuh dengan sustain juga didukung dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) yang terjaga dilevel 87,76% dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 27,48% atau jauh di atas ketentuan regulator.

"Strategi BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan ada dua. Strategi pertama adalah menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan. Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru atau menyasar segmen ultra mikro melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PNM (Permodalan Nasional Madani) dan Pegadaian," ujar Sunarso.

Setelah 2 tahun terbentuk, Holding Ultra Mikro telah mengalami pertumbuhan. Hingga akhir September 2023, Holding UMi berhasil mengintegrasikan lebih dari 37,3 juta nasabah peminjam, atau tumbuh sekitar 17,3% yoy dengan outstanding kredit dan pembiayaan mencapai Rp 614,9 triliun, atau tumbuh 9,5% secara yoy.

Sunarso juga menyampaikan komitmennya dalam menerapkan sustainable finance. Saat ini BRI semakin fokus mengintegrasikan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) secara komprehensif dalam kegiatan bisnis dan operasionalnya untuk memastikan keberlanjutan perusahaan, terutama melalui pengelolaan ekspektasi stakeholders serta penerapan best-practice dan standard internasional yang berlaku.

Hingga akhir September 2023, BRI telah menyalurkan kredit ke Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sebesar Rp 750,9 triliun, atau sekitar 66,1% dari total penyaluran kredit BRI. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 11,9% yoy.

Dari nominal tersebut, sebesar Rp669,1 triliun disalurkan ke sektor UMKM, dan Rp 81,8 triliun disalurkan ke sektor Kredit Usaha Berwawasan Lingkungan/KUBL atau biasa disebut green loans.

Praktik ESG yang dilakukan BRI pun memberikan dampak nyata terhadap masyarakat Indonesia.

"Sesuai dengan business model-nya, BRI telah memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. Berdasarkan riset internal, BRI telah berkontribusi sebesar sekitar 70% dari 85.1% pencapaian indeks inklusi keuangan Indonesia yang di survei pada tahun 2022," jelas Sunarso.

Salah satu bukti transformasi BRI yang memberikan dampak positif terhadap inklusi dan literasi keuangan masyarakat yakni Super App BRImo. Aplikasi ini telah digunakan 30,4 juta user sejak diluncurkan pada Februari 2019.

"Saat ini (hingga Oktober 2023) Super App BRImo telah digunakan oleh 30,4 juta user. Angka tersebut meningkat pesat dari 2,9 juta user pada akhir Desember 2019. Dari sisi volume transaksi telah mencapai Rp 3.353 triliun atau tumbuh sekitar 60,83% yoy. Ini merupakan salah satu hasil transformasi digital BRI. Selain bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, inisiatif ini juga terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pasar," tambah Sunarso.

"Melalui transformasi berkelanjutan serta eksekusi strategi yang baik, BRI optimis mampu terus meng-create value, baik dari sisi ekonomi maupun sosial, serta akan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham di masa mendatang," pungkas Sunarso. 

 

 

.cnbcindonesia.com/market


Tidak ada komentar:

Posting Komentar