Minggu, 05 November 2023

Bursa Asia Bergairah di Awal Pekan, Bakal Bertahan Lama?

PT. Equityworld Futures Manado - Bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Senin (6/11/2023), setelah laporan pekerjaan bulanan yang lemah dari Amerika Serikat membantu meredakan spekulasi bahwa bank sentral AS akan terus menaikkan suku bunga.

Per pukul 08:31 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang terbang 2,28%, Hang Seng Hong Kong melonjak 1,41%, Shanghai Composite China menguat 0,69%, Straits Times Singapura bertambah 0,49%, ASX 200 Australia tumbuh 0,33%, dan KOSPI Korea Selatan meroket 2,87%.

Bursa Asia-Pasifik yang terpantau cerah bergairah terjadi mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu, yang juga ditutup bergairah.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupmenguat 0,66%, S&P 500 melesat 0,94%, dan Nasdaq Composite berakhir melonjak 1,38%.

Bursa relatif merangkak naik didominasi oleh data ketenagakerjaan AS yang tampak tidak terlalu panas dan pernyataan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell yang dinilai tidak terlalu ketat untuk kebijakan The Fed ke depannya.

Baca Juga : Duh! Pemilik Emas Terancam Gagal Pesta Gara-Gara Ini

Pasar tenaga kerja AS mulai mendingin. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya tingkat pengangguran serta melambatnya penciptaan lapangan kerja di sektor non-pertanian (non-farm payrolls/NFP).

Data tenaga kerja yang memburuk ini menjadi kabar baik bagi dunia karena mencerminkan inflasi yang melambat sehingga memungkinkan The Fed melunak.

NFP AS meningkat sebesar 150.000 pada bulan tersebut, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat pekan lalu. Data ini lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan konsensus Dow Jones yang memperkirakan kenaikan sebesar 170.000, dikutip dari CNBC International.

Sedangkan untuk tingkat pengangguran AS juga naik menjadi 3,9% pada Oktober lalu. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi pasar dan bertentangan dengan ekspektasi bahwa angka tersebut akan tetap stabil di 3,8%.

Bagi The Fed, penciptaan lapangan kerja yang relatif tenang ditambah dengan kenaikan upah yang hampir sesuai dengan ekspektasi menambah skenario di mana bank sentral tidak perlu melakukan apa pun.

Pemerintah AS dapat terus membiarkan data mengalir, tanpa harus mengubah suku bunga saat mereka mengevaluasi dampak dari 11 kenaikan suku bunga sebelumnya.

The Fed mengumumkan bahwa suku bunga ditahan di level 5,25-5,50%. Kendati demikian, Powell tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember nanti.

 

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar